Sabtu, 19 Juni 2010

Titip ama ALLAH aja....

Cerita lucu nih…WAJIB BACA!!!(sepertinya… he2)
Sebelum saya cerita, saya mau mohon maaf terlebih dahulu sebelumnya kalo ada kesamaan nama, tokoh, tempat, dan waktu. semuanya hanya fiktif semata. Selamat membaca.
Ada ustadz baru di pesantren Nurul Iman,namanya ustadz Sholeh. Beliau benar2 baru ada di pesantren tersebut. Intinya mah “new Comers” deuh…
Suatu waktu di pagi hari tepatnya, sang ustadz mencuci pakaian di halaman belakang pesantren. Ketika ustadz sholeh baru mau menjemur pakaiannya ,tiba-tiba si ustadz kena serangan fajar alias mules yang tak tertahankan. “Waduh,,,ieu menika mules pisan euy” (*Subtitle: Waduh, sangat mules sekali nih).
Tanpa panjang lebar, ustadz sholeh berkata, “Ya Rabb, saya titip jemuran dulu ya” sambil menjemur pakaian sekenanya di tali jemuran.
Setelah ustadz sholeh pergi, datanglah salah satu santri senior di pesantren tersebut yang namanya Aziz.
“Wah, apa-apaan ini ustadz sholeh? Jemur baju koq seenaknya. Bagaimana kalo ada yang mengambil. Ga bener atuh ieu mah. Rosul aja ketika hendak pergi, beliau mengikatkan tali kendali kudanya terlebih dahulu baru setelah itu bertawakkal pada Allah. Wah2, ga bener satu ustadz ini. Euleh2…kumaha ieu teh?”
Aziz terus saja menggerutu dalam hati sambil menunggu ustadz sholeh datang.
Lima belas menit berlalu, ustadz sholeh datang. Langsung saja aziz bertanya pada sang ustadz.
“tadz, kumaha sih? Masa jemuran ditinggal begitu sajah? Bagaimana kalo ada yang iseng mengambil pakaian ustadz?”
Ustadz sholeh dengan tenang menjawab,”Tadi sudah saya titipkan kepada Allah.”
Aziz membalas dengan “Ah, kumaha sih tadz? Kumaha carana atuh?”
Ustadz dengan lebih tenang lagi menjawab, “itu dari tadi kamu nungguin saya pan. Ini cara Allah bagaimana menjaga jemuran saya, dengan menggerakkan kamu untuk menunggu saya disini sambil ngawasin jemuran saya pan? Allah punya cara untuk penuhi kebutuhan hamba-Nya yang mungkin cara itu tidak mungkin dapat kita (manusia) duga. Leres teu, ziz?”
Moga2, dari cerita singkat ini bisa diambil ibrohnya. InsyaAllah.
PS: biar lebih menjiwai sebaiknya pake logat sunda. Ok!

Sempit hati???? GAK MAUUUUUUUUUU

Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menyikapi suatu masalah. Ada yang mengekspresikan masalahnya terhadap orang lain untuk meminta bantuan penyelesaian akan masalahnya, ada yang memilih untuk menyimpannya sendiri, ada yang lari dari masalah dengan mengalihkan pada hal yang negative atau positif. Semua itu adalah suatu hal yang manusiawi.
Anda tentunya pernah mengenal orang yang setiap kali bertemu dengan Anda mengeluhkan akan masalahnya?
“Tau ga sih…. Gw tuh dah ga tahan lagi ngadepin ini semua. Gw bener-bener ga tau lagi musti gimana? Gw orang yang paling malang di dunia. Sakiiiiiiiiiiiiit nni hati….”
Di lain kesempatan Anda bertemu dengan orang tersebut mengeluhkan akan hal lainnya. Apa yang Anda tangkap dari orang tersebut? Iba akan deritanya? Menilai orang tersebut tidak dewasa? Menilai payah? Atau mungkin Anda merasa bosan mendengarkan keluhannya?
Orang yang banyak masalah adalah orang yang sempit hatinya. Anda tahu mengapa?
Berikut saya coba gambarkan mengapa saya menyatakan hal tersebut. Apakah di kamar kostan, kontrakan, atau rumah Anda pernah ada tikus? Tikus tersebut menjadi masalah bagi Anda tentunya. Bayangkan apabila kamar Anda semakin sempit! Tikus tersebut menjadi masalah yang semakin besar bagi Anda bukan?
Begitupun dengan hati, semakin sempit hati kita, maka akan terasa semakin besar masalah bagi kita. Padahal seharusnya ada hal yang patut kita yakini yaitu ALLAH MAHA BESAR, ALLAH YANG MAHA PEMBERI JAWABAN ATAS SEGALA HAL. Ketika kelapangan hati kita miliki, niscaya masalah tidak memenuhi ruangan hati kita, sehingga tidak lagi kita merasa sesak akan masalah yang dihadapi.
Tips agar tidak sempit hati:
• Melegakan hati, kuncinya adalah ILMU. Makin luas ilmu agamanya, makin luas hatinya.
• Berhasil untuk sesegera mungkin mengembalikan kepada Allah.
Tiap ada masalah, kaitkan dengan dosa-dosa kita di masa lalu.
• Jangan terlalu cinta akan dunia
• Jangan terlalu bergantung pada orang lain

Semoga kita semua dijadikan insan yang lapang hatinya. Amiin. 