Kamis, 15 Mei 2014

Short Vacation in Bandung

Banyak Harpitnas di bulan Mei ini ya, salah satunya kemarin tanggal 15 Mei 2014. Saya termasuk salah seorang yang memanfaatkan tanggal merah kemarin sebagai waktu berlibur. Namun saya tidak lantas mengambil cuti hari ini, saya tetap bekerja kok. Pada hari rabu malam sepulang dari kantor, saya pergi menyusul suami ke Bandung dengan menggunakan travel Cipaganti. Hehe…lumayan dapat penginapan gratis. Hal ini lantaran suami sedang tugas kerja di Bandung. Allhamdulillah. Kami menginap di Bali World Hotel. Tempatnya baguis, dan di dekat kolam renang ada taman dilengkapi dua air mancur, dan suaranya enak sekali di dengar. Sayangnya saya tidak merekamnya. Saya gantikan dengan moment berfoto dengan suami tercinta. ♥♥♥


Setelah check out dari hotel, akhirnya kami meluncur ke daerah Antapani untuk berkunjung ke rumah teman. Sayang, dia dan keluarga sedang pergi. AKhirnya, kami langsung meluncur ke daerah Padalarang, Kota Baru Parahyangan. Memang kami tidak berniat ke FO-FO yang terkenal di Bandung. Saya ingin ke tempat yang menyuguhkan keindahan alam. Dan saya tidak keliru memilih kota Baru Parahyangan. Saya sangat penasaran dengan Masjid yang katanya sangat bagus disana. Saya pernah melihat masjid tersebut di Instagram. Subhanalloh, Masjid di KBP tersebut memang sangat indah. Tiga kata untuk menggambarkan masjid tersebut. Simple. Futuristic. Nature.

Simple. Bentuk bangunan masjid adalah kotak, dan menurut website www.kotabaruparahyangan.com, inspirasi arsitek Masjid tersebut (Bapak Ridwan Kamil) adalah dari bentuk Ka’bah. Pemilihan warna pada masjid tersebut juga tidak banyak. I noticed only three colors, i.e. Black, White and Gray. Memang ada warna merah, yaitu pada karpet Imam dan baris pertama setelah imam. Namun selebihnya karpet berwarna hitam dan abu-abu. Warna luar bangunan masjid juga memang hanya dua warna yaitu putih dan hitam. Saya sangat suka sekali dengan konsep masjid Al-Irsyad ini.

Futuristic. Saya menangkap konsep masjid ini sangat mengusung konsep masa depan sekali, yaitu environmentally friendly. Tidak ada Air Conditioner ataupun Ceiling Fan di masjid ini (tapi ga tahu juga ya kalau sedang banyak jama’ah, tapi saat saya kemarin kesana ga ada. :D). Udara sejuk pada masjid berasal dari celah-celah bangunan masjid, dan subhanallah apabila dilihat dari jauh, deretan celah-celah tersebut membentuk bacaan syahadat. Fabulous!

Nature. Kalau biasanya di dinding bagian depan masjid terdapat ukiran kaligrafi atau berhiaskan mimbar yang mewah. Hal ini sangat jauh sekali dari konsep Masjid Al-Irsyad ini. Pada bagian masjid yang mengarah ke kiblat, bangunan dibiarkan terbuka. Jamaah disuguhkan pemandangan hijau. Dan tak lupa yang menjadi daya tarik adalah lafadz Alloh pada batu yang berbentuk bulat. Rasanya sulit sekali mengungkapkan betapa indahnya lafadz Alloh tersebut. Saya coba share fotonya ya disini.



Setelah sholat di masjid Al-Irsyad, kami meluncur untuk pulang ke Jakarta. Tapi sebelumnya kami melipir dulu ke Bale Pare. Itu lho yang terkenal buat tempat pre wedding. Hehe… Ternyata di dalamnya banyak tenant berupa café dan restaurant. Dan kemarin kami singgah di  Warung Boncell. Konsep dari restaurant tersebut adalah suasana warung kampung gitu, dan tua (klasik). Dari sederet menu makanan yang ditawarkan, menu makanan kami itu Tahu Gejrot, Sekoteng, Ayam Tulang Lunak dan Sup Ayam apa gitu. Hehe…Rasanya enak (cenderung biasa untuk lidah saya), namun suasananya yang jauh lebih enak. Kebetulan saat saya makan disitu, suasana gloomy lantaran baru saja hujan reda.

Sekian yang bisa saya ceritakan tentang liburan 1 hari di Bandung. Dan lagi-lagi saya dan suami mengakhiri perjalanan dengan bersenandung lagu sunda di mobil. Hehe (hobi nyanyi). 

Mesat ngapung luhur jauh di awang-awang
Meberkeun jangjangna bangun taya karingrang
Sukuna ranggaos reujeung pamatukna ngeluk
Ngapak mega bari hiberna tarik nyuruwuk

Saha anu bisa nyusul kana tandangna
Gandang jeung pertentang taya bandingannana
Dipikagimir dipikaserab ku sasama
Taya karempan kasieun leber wawanenna

chorus
Manuk Dadali manuk panggagahna
Perlambang sakti Indonesia Jaya
Manuk Dadali pangkakon carana
Resep ngahiji rukun sakabehna

Hirup sauyunan tara pahiri-hiri
Silih pikanyaah teu inggis bela pati
Manuk dadali ngandung siloka sinatria
Keur sakumna Bangsa di Nagara Indonesia

Rabu, 14 Mei 2014

Yuuk jadi Muslimah Berhijab ;)

Ketika suatu hal tidak bisa terealisasi, maka untuk mengetahui solusinya adalah dengan mencari tahu terlebih dahulu akar permasalahan (root causes) atau penyebab/alasan yang menyebabkan hal tersebut tidak terealisasi. Setelah diketahui hal-hal tersebut, maka langkah selanjutnya adalah melakukan sejumlah upaya untuk mengatasi hal-hal yang menjadi penyebab. Adapun yang ingin saya realisasikan adalah seluruh muslimah mengenakan hijab. Aamiin. 
Dalam hati, saya ingiiiin sekali orang-orang terdekat saya segera berhijab. Aamin. Mulai dari kakak-kakak saya, teman-teman saya dan muslimah lainnya.
Saya ingin sekali melakukan survey perihal ini, namun saya khawatir akan menyinggung perasaan orang lain. Namun berdasarkan hasil perbincangan dengan beberapa orang, ada beberapa hal yang menjadi latar belakang kenapa sebagian muslimah masih enggan berhijab. Saya coba share disini ya…
     Hatinya belum siap…”
     “Kelakuan masih belum bener, mau jilbab-in hati dulu aja…”
     ”Muka keliatan bullet kalo pake jilbab….” Atau
     ”Jadi keliatan buntet/gendut…”
     ”Nanti deh kalo udah nikah…”
     ”Nanti deh kalo udah punya anak..”
     Belum punya banyak baju panjang. Nyicil dulu deh. Mulai dari ngumpulin baju-baju panjang..”

Dan sejumlah alasan lainnya.:)

Saya ingin mencoba menjawab alasan-alasan tersebut.

     Hatinya belum siap…” ­– Hati yang memiliki sebutan lain Qalbu memiliki arti bolak balik,sehingga kondisi qalbu tidak bisa tetap, dan yang menguasai qalbu ini adalah Alloh swt. Maka bagi muslim dianjurkan untuk tidak henti-hentinya berdoa meminta ketetapan iman islam kepada Alloh. Adapun do’a yang saya ketahui salah satunya adalah:
Yaa muqalibul qulub tsabit qalbi ala diniika wa tho’atika…” yang artinya Yaa Alloh yang Maha membolak balikan hati, tetapkan hati ini pada agamu-Mu dan keta’atan pada-Mu.
Jadi, akan tunggu sampai kapan kalau iman dalam hati bisa naik turun???
     “Kelakuan masih belum bener, mau jilbab-in hati dulu aja…”
Hijab itu bukan untuk muslimah yang sholehah, aktivis lembaga dakwah, anak kiai,tetapi untuk semua muslimah. Nih, buat lebih lengkapnya coba disimak ya..
Katakanlah kepada mereka wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara laki-laki mereka, atau putera saudara laki-laki mereka, atau putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Alloh, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nur:31)




Syaratnya “cukup beriman”, tidak disebutkan wanita sholehah atau sebagainya. Muslimah yang mendapat seruan adalah wanita yang beriman. Ketika meyakini Alloh sebagai Tuhan Sang Pencipta (Yaa Khaliq) atau dengan kata lain beriman kepada Alloh, maka disitulah kewajiban untuk berhijab bagi seorang muslimah. Tetep ga mau berHIJAB? Yang memberi perintah itu Alloh swt lho. :) (Semoga pembaca yang belum berhijab dapat tergerak hatinya)
  ”Muka keliatan bulet kalo pake jilbab….” Atau ”Jadi keliatan buntet/gendut…”
Dua alasan ini yang sering menggagalkan muslimah untuk berhijab. Singkatnya muslimah ingin tetap terlihat cantik dan itu sangaaaaat manusiawi sekali. Wanita mana yang tidak ingin terlihat cantik? Saya pun ingin terlihat cantik dan menarik (di depan suami saya). Hmm… Padahal dengan berhijab, sejatinya muslimah akan tetap terlihat cantik ditambah elegan. Tapi, jangan jadikan cantik sebagai niat untuk berhijab yaa. Tetap harus niat berhijabnya karena Alloh. Innamal a’malu binniyaah (Semua amal perbuatan tergantung niatnya). Karena saya sedikit menyayangkan tren hijab jaman sekarang. Bagus sih sebenarnya tampilan hijab modis,setidaknya menjadi daya tarik bahwa dengan berhijab tetap cantik dan trendy. Tapi nilai kepatuhan akan cara menutup aurat yang sesuai menjadi tergeser. Karena jelas-jelas disebutkan bahwa “……Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya…. (QS. An-Nuur: 31)
Yuuk kita perbaiki cara berhijabnya… Saya juga sedang belajar untuk berhijab syar’i.

     ”Nanti deh kalo udah nikah…”
Kalimat ini sebenernya singkat tapi maknanya dalam sekali lho.Pertanyaan yang timbul adalah bagaimana nasib Ayah kita?  Ketika ijab Kabul antara Ayah dan Suami adalah momentum terjadinya pertukaran tanggung jawab dalam hal membimbing kita dari Ayah ke Suami. Kenapa alasan sayang dan bakti  kepada Ayah tidak menggerakan hati kita untuk segera berhijab? (semoga dapat menjadi perenungan)
     Nanti deh kalo udah punya anak..”
Heu….alasan yang ini paling -.-“
Memang banyak komentar orang-orang sekitar ketika saya memutuskan untuk berhijab saat SMA dulu “Ji, kerudungan mah bikin keliatan tua. Jadi kayak ibu-ibu…” Terima kasih ya Alloh, sudah melindungi telinga saya, sehingga komentar seperti itu menjadi angin lalu saja bagi saya.
Sehingga alasan bahwa sebagian muslimah akan berhijab ketika mempunyai anak adalah hal yang wajar. Kan tanggung saja tuh kalau berhijab saat sudah punya anak, disebut “ibu-ibu” pun memang sudah “ibu-ibu”. hehe...ada-ada aja yaa...

     Dan alasan ini juga yang beberapa kali saya dengar…Belum punya banyak baju panjang. Nyicil dulu deh. Mulai dari ngumpulin baju-baju panjang.. “ à Tindakan yang saya ambil adalah memberi kerudung atau baju yang sudah jarang terpakai kepada muslimah yang sudah punya niat berhijab. Padahal kalau sudah punya niat baik, saya yakiiiiin sekali kalau Alloh akan memberi rizki.
Kalimat penutup dari saya untuk postingan kali ini adalah


Selasa, 13 Mei 2014

My Husband & the Kitchen

“Baby, tangan aku jadi kuning…” komentar suami saat melihat jarinya yang kuning-kuning bekas kunyit. Yap, tadi pagi kami membuat bekal makan sebelum pergi ke kantor. Dia membantu saya mengiris bumbu dan sayuran. Menu untuk bekal makan siang adalah cumi bumbu kunyit. Alhasil dia dapat tanda terimanya. Hehe..
“Maafin aku ya baby, masih banyak kurang jadi istri…”kemudian suami saya merangkul saya sembari dia tetap menyetir. Memang suami saya tidak risih bantu-bantu saya di dapur karena dia memang sudah terbiasa membantu mama iyah (nama mertua saya. red) memasak.  Pagi ini bukan pertama kalinya dia menemani saya di dapur. Kalau saya sedang sakit, dia memasak untuk saya. Selain itu, banyak teknik memasak yang dia ajarkan. Mulai dari cara membelah ikan, dan tadi pagi dia mengajarkan caranya mencuci tauge. Memang sederhana, tetapi tips yang dia ajarkan selalu tepat guna. Alhamdulillah. :)
Saya ingin sekali setiap hari membawakan bekal makan untuknya, dan mungkin karena saya terus menerus minta maaf kepada suami, akhirnya suami menyarankan untuk saya mempersiapkan bahan masakan untuk satu minggu. Selama ini, andalan saya adalah Ayam Ungkeb yang saya masak di hari sabtu atau minggu untuk kemudian saya masukan kulkas dan menjadi persediaan makanan selama satu minggu. Tetapi hal itu tentunya membosankan. Lalu, masa bekal nasi dan ayam saja?sayurnya?
Jadi  dengan sarannya, bumbu-bumbu wajib saat masak sudah dalam keadaaan standby. Bawang merah sudah dikupas, sayuran sudah dipotong-potong (dan dicuci tentunya). Itu step awal. Karena menurut suami, mengupas bawang, mencuci dan memotong sayuran juga memakan waktu. Maka dari itu, untuk mempersingkat durasi masak dan agar tetap sempat masak di pagi hari sebelum pergi kerja. Solusi inilah yang kami ambil. Alhamdulillahirobbil ‘alamin, tadi pagi suami saya sudah memotong-motong sayuran. He is a kind of person who did what he said. Committed. 

Thanks for your help, my lovely. And this morning, we sang together Enno Lerian’s song
Suami : “Kamu makannya apa?”
Saya : “Tempe!
Kemudian hening, “kok berenti nyanyinya???” dan dia menjawab, “aku tadi cuman nanya aja…hehehe”
Saya melanjutkan menyanyi deh… :D
Ada ayam goreng,
Ada tempe goreng,
semuanya digoreng. Oseng-oseng..
Sayurnya pilih saja, semua ada di meja.
Ada sayur bayam, ada tempe bacem, ada juga sayur kol. à Ini ga tau bener apa engga. hehe
Masih kecil makan disuapin, mau mimi mama yang buatin
Sudah besar, harus bisa bantu mama kerja di rumah…
Duriduridam dam…duriduridam…

Kamis, 08 Mei 2014

My Love Story [part 3]

Setelah lama tidak berkomunikasi, akhirnya pada saat dia wisuda. Saya pun menghubunginya.
F: "Selamat ya ta udah jadi Sarjana Ekonomi."
H: " Makasih ya..."
F :"Gimana seleksi BI nya ? Berlanjut kah?"
H : "Engga dilanjut, jadinya nerima yang pasti-pasti aja. Kerja di Sari Husada. Kantornya di daerah Rasuna Said."
F :"Oooh gitu. Teteh juga pindah kerja lho, ke daerah kuningan. Deket halte depkes. "
 
FYI, Pemirsa rasuna said dan kuningan ternyata sama. -.-"
 
H: " Kuningan sama rasuna said kan sama. Aku juga deket gedung depkes. "
F: "Jangan bilang kamu di Cyber 2 tower..."
H : "Iya, aku di lantai 15, kamu?"
F :" Teteh di lantai 35..."
Setelah mengetahui hal itu, saya takut kalau sampai ketemu dengan Hata. Khawatirnya jadi 'kikuk'. Tapi ternyata skenario Alloh bercerita lain. Hata yang saat itu mengikuti program MT (Management Trainee), ditempatkan untuk OJT (On Job Training) di Makassar. Sebelum hata pergi ke Makassar, saya mengirimkan buku sebagai hadiah untuk dia karena saya tidak sempat datang ke wisudanya. Selama dia di Makassar, kami masih berkomunikasi. Hingga akhirnya ada suatu hal yang menyebabkan kami terputus silaturohim beberapa waktu dikarenakan suatu hal (off the record, :) )

Dan pada awal bulan Desember, bukan suatu ungkapan pernyataan rasa suka atau sejenisnya, dia melamar saya. Jelas saja saya kaget. Komentar saya saat itu pun..
" Ngajak nikah itu bukan kayak ngajak main. Nikah itu hal yang serius..."
Dengan mantapnya dia menjawab, " Aku udah minta ijin sama orang tua kok..."
Wahh...saya benar-benar tambah kaget. Namun, saya tidak lantas langsung menerimanya, karena saya tidak mau keliru lagi dalam mengambil keputusan. Hingga akhirnya, setelah proses istikoroh saya pun mantap menerimanya. Proses berjalan begitu cepat. Saya memperkenalkan hata pada keluarga saya dan dia memperkenalkan saya pada keluarganya.

Hata memang pernah datang ke rumah saya, itu pun dulu dengan teman sma saya yang juga menjadi rekan satu organisasi himpunan agribisnis antar universitas, dengan tujuan "numpang makan". hehe... Makanya ketika saya menyebutkan nama hata ke mama saya, komentar mama saya..."Hata yang mana? ", saya menjelaskan..."itu lho ma, yang datang bareng yunia pas mama masak pindang ikan mas.." dan mama saya menutup komentarnya dengan.."Oooo... yang numpang makan itu ya.."
Komentar keluarga saya ketika hata datang ke rumah, secara keseluruhan positif. Alhamdulillah. 
Hingga pada saatnya giliran saya yang mendatangi keluarganya. Saya mendapat jamuan yang hangat dari keluarganya. Alhamdulillah.
Proses persiapan pernikahan kemudian berlanjut,hingga akhirnya lamaran jatuh pada tanggal 17 Maret 2013 yang ditujukan untuk menentukan tanggal pernikahan. Keluarga Hata menginginkan kami menikah tanggal 4 Mei 2013, namun keluarga saya menolak. Karena tentunya sebagai keluarga mempelai wanita yang akan mempersiapkan acara pelaksanaannya. Hingga akhirnya, keluarga Hata setuju dengan tanggal yang keluarga saya tawarkan yaitu 18 Juni 2013.
Biidznillah (dengan izin Alloh), semua gedung full booked. Untuk memesan gedung menurut salon pengantin biasanya sudah dari jauh-jauh hari dipesan, minimal 6 bulan sebelumnya. Haahh? lama banget ya... Karena bagi saya, mempercepat pernikahan adalah lebih baik, untuk menghindari hal-hal yang diharamkan. Dan ketika hampir "desperado", saya coba menanyakan ke pihak gedung yang saya hubungi mengenai apakah tanggal 4 Mei gedungnya kosong. Dan ternyata, alhamdulillah kosong. :)

Akhirnya kami menikah tanggal 4 Mei 2013 di Gedung PLN Sukabumi. Kami resmi menjadi pasangan suami istri. Alhamdulillah.



PS for my husband:

Baby, the full of our love story is still ours and being our privacy, but i think it is not a sinn if i share a part of our love story. hehe... 
Love you my Mr Guava, 
Love you my baby,
Love you ayah, 
Love you Hata Madia Kusumah :* :* :*