Jumat, 14 Oktober 2016

Practical life: modal kemandirian anak di masa depan


Source: pinterest
“Adik,sudah selesai acaranya? Sudah pulang ya? Masak nasi ya dik, adik kan harus makan siang.”

Kurang lebih begitu percakapan yang saya dengar selintas dari sahabat saya dengan anaknya melalui telepon selular. Selanjutnya, Beliau mengarahkan anaknya untuk memasak nasi sesuai dengan yang pernah diajarkan waktu sekolah. Hah, sekolah?

Iya, beliau adalah seorang homeschooler. Sahabat saya ini yang saya lebih senang memanggilnya dengan sebutan Ummi Ali memilih homeschooling untuk kedua anaknya yang berusia 9 dan 7 tahun sejak dua tahun lalu. Beliau memang pernah berbagi dokumentasi pembelajaran di rumahnya di grup komunitas kami mengenai pelajaran memasak nasi. Lho kok memang perlu ya belajar masak nasi? Yah, walaupun hanya sekedar masak nasi di magic com yang sebenarnya tinggal colok listrik saja kan ya tidak perlu jadi materi pembelajaran toh! Mungkin hal tersebut akan selintas terpikir oleh kita. Namun, di usia yang sama yaitu anak umur 7 tahun, sudah berapa banyak yang membantu orang tuanya untuk memasak nasi walaupun hanya memasak menggunakan magic com. Beliau memaparkan bahwa tujuan utama dari pembelajaran memasak nasi diharapkan dapat menanamkan kemandirian anak sedini mungkin atau kita sebut istilah kerennya Practical Life ya. Selain itu,anak-anak pun belajar mengenai takaran (beras dan air), proses yang dihasilkan dari beras, air dan pemanasan menggunakan listrik hingga menjadi nasi. Wah, ternyata dari hal sehari-hari saja yang sudah “sangat biasa” dapat diuraikan menjadi banyak materi pelajaran yang menarik.


Saya pernah berbincang-bincang dengan beliau tentang mengapa Practical Life menjadi salah satu concern utamanya. Ummi Ali menerangkan selain dari masalah “adab”, practical life adalah hal yang tidak kalah pentingnya. Karena ia sadari bahwa ia tidak tahu akan sampai kapan dapat membersamai anak-anaknya dan di masa yang akan datang nanti biaya tenaga Asisten Rumah Tangga akan semakin mahal. Jadi, kalau tidak dipersiapkan sedini mungkin, ketika besar nanti mereka yang akan merasa kewalahan. 😊

Sekilas dari cerita di atas, mungkin belum banyak atau masih sedikit sekali sekolah formal yang menjadikan practical life sebagai konten dari pelajaran. Maka dari itu, sebagai orang tua tentunya peranan ini perlu dan harus kita yang ambil alih.







Mamah, bersediakah membantu kehidupan si kecil di masa yang akan datang?

Jika iya, mari tumbuhkan dan pupuk terus kemandiriannya!