Assalamu’alaykum wrwb
Setelah berkenalan dengan banyak emak emak kece di Instagram
dan gabung di komunitas mamah mamah muda tangerang (@mahmudstangerang), Ibu
makin penasaran dan ingiiiiiiin sekali belajar banyak tentang pengasuhan anak.
Hmm….pengasuhan anak tidak akan terlepas dari metode pendidikan, setuju tidak?
Dan sejauh mata memandang, sekarang yang lagi happening banget adalah Metode
Montessori. Coba deh ketik di menu pencarian hashtag #montessoriathome atau
#montessoridirumah jumlahnya seabreg.
Terus Montessori itu apaan sih bu?
Kilas balik dulu ya, kemarin lusa tanggal 24 April 2016 ibu
ikutan playdate gitu bareng member mahmudstangerang di Scientia Square Park
(SSP). Bahasannya tentang Montessori. Lumayan terbukakan lho mata hati dan
pikiran. Hahaha…
Ibu coba review ya. Montessori
sendiri merupakan nama belakang dari dr. Maria Montessori yang merupakan penemu
dari metode yang memadukan ilmu pendidikan dan kedokteran. Awalnya metode ini ditujukan untuk Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK). Jadi, mulai dari fasilitas dan metode penyampaiannya juga memang
didesain untuk ABK agar lebih focus. Hal beda yang ibu tangkap dari metode ini
adalah “Less is More”. Maksudnya bu? Iya, apartus kerja (dibaca : mainan)
didesain sedikit warna misalnya satu atau dua warna saja kecuali memang pada
areal sensori untuk pengenalan warna tentu warna yang disediakan juga beragam.
Pada pengenalan huruf digunakan hanya dua warna yaitu merah untuk konsonan dan
biru untuk huruf vocal. Kok ga berwarna warni kayak di TK sih? Karena memang
metode Montessori ini ditujukan agar ABK focus. Benang merahnya adalah mainan
di setting mau ngenalin warna apa huruf sih? Nah, begitu maksudnya. Contoh lagi
yang tidak banget alias tidak sesuai menurut metode Montessori adalah doughnut
ring yang dimainkan dengan cara mengurutkan dari yang terbesar hingga yang
terkecil (dari bawah ke atas). Umumnya warna donatnya warna warni kan? Jadi mau
mengenalkan warna atau ukuran besar kecil? Semoga penjelasan ibu cukup jelas
ya. Untuk mengenalkan ukuran sebaiknya menggunakan warna yang sama, misalnya
dengan menggunakan pink tower atau brown stairs.
Less selanjutnya adalah
Speechless. Ibu cerewet plus suka komen seperti saya menilai poin ini super
berat. Hahaha…Metode Montessori sangat menekankan agar anak bisa melakukan
pembelajaran sendiri alias self learning
dan self correction. Jadi orang tua
yang ingin menerapkan Montessori di rumah diharapkan menjaga mulut. #ntms
pisan.
Nah, hal yang paling mengena dari pertemuan kemarin adalah Montessori dapat dilakukan di rumah dengan dukungan secara fisik. Maksudnya?
Iya, peralatan di rumah dikondisikan/disesuaikan dengan ukuran anak. Misalnya meja atau rak buku yang dapat dicapai oleh anak.tujuannya untuk apa sih? Agar anak tidak demanding terhadap orang dewasa alias anak belajar mandiri. Karena area montessori yang jadi prioritas utama atau paling awal dikenalkan adalah area "Practical Life /Keterampilan Hidup"
Dukungan apa lagi yang diperlukan untuk anak montessori di rumah?
♥Estetika: orang tua bisa memberikan space khusus untuk si anak di rumah yang terstruktur dan teratur, indah, bersih juga nyanan untuk anak berekplorasi
♡Intelektual: terdapat 5 area kurikulum yaitu practical life, sensorial, language, mathematics dan cultural. Dilengkapi dengan apartus yang sesuai dan dipelihara, digunakan bergiliran dan dikembalikan ke tempat semua setelah digunakan.
♥Sosial dan emosional: anak dilatih bertanggung jawab dengan segala kebebasan aktivitasnya.
Sebelum melangkah ke tahapan
siklus kerja Montessori, mari kita pengenalan istilah dulu ya, karena tak kenal
maka tak sayang. Hehe…Kenapa sih pakai istilah kerja terus? Karena menurut
Montessori, pekerjaan anak adalah bermain. Jadi, ketika menemui anak bermain,
sebenarnya anak sedang bekerja.
Lalu, tahapan siklus kerjanya seperti apa?
Ajak anak untuk bekerja dengan
alat tertentu atau biarkan anak memilih kegiatannya. Mommies bisa siapkan 2-3
kegiatan* jika memungkinkan ya mom. Hihihi.. Mommies selalu duduk di posisi
tangan dominan anak (akalau anak dominan tangan kanan, maka mommies duduk
sebelah kanan anak ya mom). Lalu, mommies presentasikan nama alat dan cara
kerjanya. Setelah itu berikan kesempatan anak mencobanya. Pssstttt….jangan
komen ya! Ga boleh pokoknya. Kecuali kalau anak yang meminta petunjuk atau
arahan lebih dari kita sebagai fasilitator. Memulai kegiatan dari kiri ke kanan
(misalnya menuang biji-bijian dari gelas yang di kiri ke gelas yang di kanan).
Hal ini untuk membiasakan menulis atau membaca huruf latin. Lalu kembangkan
kemampuan VISUAL bukan HAPAL symbol. Maka dari itu, cara yang unik untuk
mengenalkan huruf pada anak bukan hanya dengan menyuruh anak menghapal symbol huruf
dari A sampai Z, melainkan dengan cara anak meraba dan merasakan bagaimana
huruf itu sendiri, misalnya dengan tracing huruf pada sand paper. Unik bukan?
#jadi keingetan PeeR playdate kemarin hahaha…
Area Montessori sendiri ada 5 areal.
Apa saja dan apa yang paling pertama sebaiknya diajarkan? Penasaran? Tunggu
postingan ibu selanjutnya ya….hihihi…
Salam hangat,
Ibu Ihsaan