Rabu, 20 Januari 2016

Bumi Cinta

Kurang lebih sebulan yang lalu, saya membaca novel Habiburrohman El-Shirazy yang berjudul “BUMI CINTA”. Pada awalnya saya mengira buku ini hanya akan dipenuhi hal terkait dengan cinta. Ternyata, jauh dari dugaan saya.


Novel ini mengisahkan seorang Muslim Indonesia bernama Muhammad Ayyas yang berjuang untuk mempertahankan keimanannya di Rusia yang merupakan Negara dengan pengguna akses internet pornografi terbesar di Dunia. Seks bebas menjadi hal yang tidak tabu disana. Ayyas yang merupakan lulusan Universitas Madinah mendapatkan ujian yang berat ketika harus satu apartemen dengan dua orang wanita yang cantik yaitu Yelena dan Linor. Yelena berprofesi sebagai pelacur kelas atas di Rusia. Banyak pejabat luar negeri bahkan dari Indonesia apabila berkunjung ke Rusia menggunakan jasa Yelena untuk memuaskan kebrutalan nafsu mereka. Sedangkan Linor berprofesi sebagai pemain biola dan wartawan. Profesi lainnya yang berusaha ia tutupi adalah sebagai agen Mossad. Banyak kasus yang telah ia selesaikan. Kebencian ia akan Islam ditanamkan oleh ayahnya yang merupakan agen zionis. Tak hanya dari teman satu apartemennya saja Ayyas diuji oleh Sang Kholiq,Anastasia Pallazo yang menjadi dosen pembimbingnya di Rusia hadir memenuhi kehidupan Ayyas. Tiga wanita tersebut yang kemudian mengisi hari-hari Ayyas dan mendominasi alur cerita dalam novel ini.

Dari ketiga wanita tersebut, entah mengapa saya telah jatuh hati kepada Linor. Padahal dalam novel tersebut digambarkan betapa kejam dan dinginnya wanita tersebut, berbeda dengan Anastasia. Dan ternyata dugaan saya benar. Linor memerankan peran yang penting dan membuat hati saya seakan terkoyak. Rahasia mengenai identitas Linor yang sebenarnya erungkap di akhir cerita. Linor yang nama aslinya Sofia ternyata adalah seorang wanita Palestina yang lahir dari seorang Dokter berdarah Palestina yang kemudian akhir hidupnya harus tewas dibantai oleh Yahudi dalam peristiwa pembantaian Shabra dan Shatila. Hati Linor terkoyak manakala dia menyadari akan betapa kejamnya dia telah membunuh banyak orang yang merupakan Saudaranya sendiri sesama Muslim. Linor merasakan penyesalan yang dalam,hingga akhirnya dia memutuskan untuk mempelajari Islam. Dia menyadari bahwa Agen zionis tidak mungkin melepaskannya, karena kasus pemboman Hotel Metropole yang mencoba mengaitkan Ayyas sebagai pelaku pemboman gagal total. Sejak dari itu, Linor menyadari bahwa maut terus membuntutinya. HIngga suatu malam dia bermimpi bahwa dia harus menemui orang yang memiliki sifat seperti Nabi Yusuf. Dan teringalah dia dengan Ayyas, orang yang ia coba untuk fitnah. Dengan penuh perjuangan akhirnya Linor bisa menemui Ayyas, kemudian Linor menceritakan mengenai identitas aslinya yaitu sofia yang berdarah Palestina. Linor meminta Ayyas untuk menjadikannya istri. Namun Ayyas meminta waktu untuk memikirkannya,dan Linor pun memakluminya. Beberapa saat kemudian ketika Linor meninggalkan Ayyas di apartemennya. Sebuah mobil melaju kencang dan sebuah peluru melesat ke arah jantung Linor. Gamis Linor pun bersimbah darah yang tak hentinya mengalir. Ayyas pun yang melihat kejadian itu dari jendela apartemennya kemudian berlari untuk menolong LInor. Namun akhirnya…...

Novel ini memang unhappy end, namun amat membekas di hati saya. Novel ini saya rekmendasikan untuk dibaca karena banyak pengetahuan yang bisa kita dapatkan. Novel Religius yang sangat jauh berbeda dengan Novel kang Abik yang sebelumnya. Selamat membaca…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar