Kamis, 28 Januari 2016

MPASI : Babak baru bagi si kecil

Setelah tahapan ASI eksklusif dilalui, memasuki usia 6 bulan adalah babak baru bagi si kecil untuk memulai MPASI yang merupakan singkatan dari Makanan Pendamping Air Susu Ibu. Sebagaimana fungsinya sebagai pendamping, maka menu utamanya tetap ASI bukan? setelah saya membaca buku karya , pemberian makanan pendamping merupakan salah satu cara penyapihan bayi terhadap susu ibu. Oh iya, saya tidak sepenuhnya menerapkan metode BLW untuk Ihsaan. Saya kombinasikan dengan spoon fed. :-)
Lalu, apa saja yang harus kita persiapkan untuk MPASI si kecil? Ini pengalaman saya ya bunda, semoga bermanfaat.

1. High Chair atau Booster
Penggunaan high chair atau booster tergantung pilihan bunda sendiri. Saya memilih menggunakan high chair untuk Ihsaan karena memang tidak ada kursi yang pas untuk booster. hehe...alasan yang cukup logis. High chair yang saya pilih juga sangat sederhana. Awalnya saya berniat beli di IKEA atas rekomendasi teman saya, harga satu set nya (high chair dan tray) 229 ribu rupiah. Alhamdulillah saya dapat rizki voucher Informa dari kakak saya, ya sudah akhirnya saya membeli di informa high chair nan simple berwarna biru dengan harga yang lebih terjangkau yaitu 219 ribu. Lebih murah ya..hehe #ibuhemat

2. Bib/Apron/Slabber
Jenis apron yang saya tahu dulu waktu kecil berbahas kaos, ternyata sekarang banyak sekali pilihan apron berbahan plastik. Lebih mudah untuk dibersihkan (baca: cuci-kering-pakai). Saya pun memilih apron pelikan. Itu lho yang belakangnya ada plastik yang bisa dibalik ke depan. Tujuannya adalah jika terjadi peperangan saat proses makan (hahaha...lebay), makanan tidak langsung jatuh ke lantai tapi masuk ke kantung pelikan pada apronnya. Tapi, praktiknya tetap saya alasi koran. Karena Ihsaan sering kali tarik-tarik apronnya, jadi jatuh makanannya pun ke segala arah.

3. Peralatan Makan
Ihsaan adalah bayi hemat, hehe...Alhamdulillah Ihsaan dapat feeding set yang BPA free. Jadi ibu ga repot-repot belanja lagi. Dan menurut yang Ibu baca, gunakan peralatan makan yang tidak terlalu banyak gambar dan warnanya tidak terlalu mencolok, agar si kecil fokus pada makanan yang diletakan pada wadah bukan pada wadahnya. 

4. Sterilizer atau sterilkan dengan cara tradisional
Pengalaman Ihsaan yang sempat kena disentri menjadi pelajaran berharga bagi Ibu dan Ayah. Sejauh ini memang untuk mencuci dan mensterilkan alat makan Ihsaan, Ibu belum menggunakan sterilizer (soalnya masih tertinggal di rumah nenek di Sukabumi) tapi masih menggunakan metode rendam di air panas. Jadi caranya masak air sampai mendidih, lalu matikan api. Kemudian masukan alat makan yang akan disterilkan, tunggu sekitar 1-3 menit lalu tiriskan dan gunakan. Jadi, dapat dikatakan sterilizer sifatnya sunnah. hehe...Honestly, kalau bukan karena dapat kado dari teman satu gank, Ibu ga bakal beli. Abis mahal ya buibu...hehe...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar